Sabtu, 25 April 2015

Mutiara Maulana Syeh Hisyam Al Kabbani

A’uudzu bilaahi minasy syaythaanir rajiim Bismillahir rahmaanir rahiim Allaahumma shalli ‘alaa Muhammadiw wa ‘alaa aali Muhammadiw wa sallim Allah Allah, Allah Allah, Allah Allah, `Aziz Allah Allah Allah, Allah Allah, Allah Allah, Karim Allah Allah Allah, Allah Allah, Allah Allah, Subhan Allah Allah Allah, Allah Allah, Allah Allah, Sulthan Allah Allah SWT Dia adalah Sulthan, Dia adalah Sang Pencipta. Dia adalah Satu yang tidak seorang pun tahu. Di hadapan `azhamat Allah SWT, Kebesaran, tiada satu pun yang nampak. `Azhamatullah Kebesaran-Nya tak dapat digambarkan. Kebesaran-Nya tak mungkin dimengerti. Fokus utama dalam setiap buku agama di dunia ini adalah Allah SWT. Dan semua buku yang ditulis di dunia ini dianggap tidak berarti, bahkan tidak satu partikel pun, tidak, tidak sebuah atom pun, mereka tiada artinya dibandingkan dengan kalimat Allah SWT. Satu-satunya yang penting dan besar dari segala ilmu (`ilm) adalah al-Quran. Segera setelah al-Quran dalam skala pentingnya adalah Hadis Nabi SAW. Jadi `azhamat Allah SWT, `azhamatullah, tak dapat diuraikan dalam bentuk apapun, dalam buku apapun selain al-Quran dan al-Hadis. Dan apa yang al-Quran ungkapkan dan uraikan hanyalah sebuah informasi untuk kita, dan kenyataan (haqiqat) dan rahasia `azhamat-Nya masih tetap tersembunyi – itu tetap merupakan sebuah rahasia dalam al-Quran. Itulah sebabnya mengapa diukur dari `azhamat Nya, segala sesuatu lainnya hilang, seperti tidak ada. Marilah kita meninjau dunia ini, untuk memberikan sebuah amsal (contoh) dari dunia ini, karena kita tidak dapat memberikan contoh dari akhirat, dari Sumber Langit. Seekor semut tidak nampak dibandingkan dengan seekor singa, itu adalah tidak berarti. Seekor semut dibanding dengan seekor gajah tidak berarti apa-apa. Semut itu di hadapan gajah, dengan tubuhnya yang besar sekali, (seperti) tidak ada. Jadi semut itu tidak (akan) melukai gajah itu. Bahkan jutaan semut bagi gajah tidak akan melukainya. Kadang-kadang engkau melihat, dalam dokumentasi masalah binatang (video), burung-burung bertengger di atas gajah. Mereka tidak melukainya. Banyak semut mungkin mendaki gajah, itu tidak mengganggunya. Namun semut-kepada-semut, meskipun mereka sangat kecil, mereka saling melihat bahwa lawannya adalah besar. Mereka (masing-masing) berpikir bahwa mereka adalah pemilik alam semesta ini sambil berkata, sayalah Sang Semut! Dan semut lainnya berkata, sayalah Sang Semut lainnya! Itu adalah contoh kita. Kita seperti seekor semut–dan bahkan seekor semut pun bukan–-dalam alam semesta yang luar biasa besarnya ini. Engkau tidak dapat membuat perbandingan dengan Sang Pencipta. Tetapi buatlah perbandingan dirimu dengan bumi ini. Engkau melihat dirimu sebagai tidak berarti dibandingkan dengan bumi ini. Dan bumi ini dengan isinya, dibanding dengan galaksi yang kita berada di dalamnya, bukanlah apa-apa. Dan galaksi-galaksi ini, dan galaksi kita dibanding dengan galaksi-galaksi lain bukanlah apa-apa, itu hanya kecil saja. Jadi mengapa semut dengan semut saling berkelahi dan untuk apa? Mengapa manusia saling berkelahi, bila mereka adalah seperti semut dibandingkan dengan alam semesta ini? Wahai bani Adam AS, tiada satupun yang akan mengisi (memenuhi) matamu dari keserakahan kecuali debu kuburan. Hanya bila mereka menaburkan debu pada matamu, ketika mereka menimbunmu dengan debu di situ, maka Allah SWT akan membuat kamu melihat dan mendengar. Mereka melemparkan debu (tanah) kepadamu. Minhum khalaqnakum, wa fihum nu`idukum, wa minhum nukhrujukum tawratan ukhra. Dari (tanah-bumi) Kami menciptakan kamu, dan kepadanya Kami akan mengembalikan kamu, dan dari padanya Kami akan mengeluarkanmu sekali lagi. [QS 20:55] Inna lillahi wa inna ilayhi raji`un. – “Dari Allah SWT kami berasal, dan kepada Nya kami kembali.” [QS 2:156] Pada saat itu kamu berkata, ”Ya Rabb omong-kosong apa pula yang telah kami jalani dalam kehidupan ini? Kamu melihat dirimu pada waktu itu, dan menyadari bahwa apa yang kamu lakukan tidak lagi dapat diperbaiki, itu sudah selesai. `Azhamatullah, Kebesaran Allah SWT, tidak dapat dibandingkan dengan apapun. Itulah sebabnya ketika kita mengatakan astaghfirullah ul-`azhim, saya memohon ampunan dari Allah al Azhim, kami memohon ampunan (istighfar) dari dosa-dosa kami. Dan apa yang kita katakan? Kita tidak hanya berkata astaghfirullah, apa yang kita katakan? Kita lanjutkan dengan al-`azhim. Kita katakan Astaghfirullah ul-`azhiim.. Kita membawa-bawa Kebesaran-Nya, meletakkan dosa kita di hadapan `azhamatullaah. Engkau meletakkan dosamu di hadapan `azhamat itu. Dosa apa yang masih akan tinggal? Mereka hilang (menghilang). Di hadapan Kebesaran Allah SWT segala sesuatu hilang. Sebuah contoh dari kehidupan kita sehari-hari adalah seekor semut mendatangi seekor gajah. Apapun yang dilakukannya kepada gajah itu tidaklah berarti apa-apa. Itu artinya bila engkau bertobat atas dosamu di hadapan `azhamat Allah SWT, dosa itu dibanding dengan Kebesaran-Nya menjadi tidak berarti. Allah SWT sepenuhnya melupakan dosa itu dan membuangnya habis. Dan itulah sebabnya kita memohon tobat sambil mengucapkan, Astaghfirullah al-`azhim. Kita memohon ampunan Allah SWT, min kulli zhambin `azhiim–-dari segala dosa besar. Saya memohon ampunan Allah SWT melalui `azhamat-Nya. Bahwa di hadapan `azhamat- Nya, Kebesaran-Nya, segala sesuatu menjadi hilang. Bila seseorang sakit oleh kanker darah, leukemia, bagaimana mereka menanganinya? Mereka memberinya darah baru setiap kali; betul? Karena darah lamanya telah mati, itu telah dimakan (oleh sel kanker). Tiada lagi ada kehidupan di dalamnya. Mereka memberinya darah baru dan itulah yang mempertahankan hidupnya. Jika mereka membiarkan darah (lama) di dalam tubuhnya, orang itu akan meninggal. Karena orang itu tidak dapat hidup dengan sesuatu yang telah dimakan, sesuatu yang kotor, sesuatu yang tidak ada kehidupan di dalamnya. Tidak lagi ada mineral dan vitamin di dalamnya; itu gelap dan jahat dan sangat merusak bagi kehidupan dirinya. Dia akan mati. Untuk menolongnya mereka harus memberinya darah baru, yang sepenuhnya diperkaya dengan oksigen yang dapat menyegarkan hidupnya kembali dan menjaga siklus peredaran dalam dirinya tetap hidup. Allah SWT meletakkan hikmah dalam segala sesuatu. Kita harus mengerti Kebesaran-Nya. Dia menunjukkan kepada kita. Lihatlah di kala darahmu kotor kamu akan mati. Engkau harus memiliki darah baru karena darah mengalir ke tiap sel dalam tubuh, setiap jalan darah di tubuh, setiap pipa kapiler di tubuh. Ilmuwan mengatakan bahwa jika mereka mengambil setiap jalan darah yang terdapat dalam tubuh, dengan semua pipa kapilernya, jalan darah yang sangat sangat lembut ini yang tidak dapat kamu lihat dengan mata normal kamu, yang digunakan oleh darah untuk mengalir, dan mengatur mereka dalam satu jalur dari awal kembali ke awalnya, mereka akan merentang sejauh jarak dari bumi ke rembulan. Lihat pada `azhamatullah. Dia memberi tahu kita melalui penemuan ilmu pengetahuan (sains) bahwa jalan darah dan pipa kapiler itu, jika disambung dari awal sampai akhir semuanya akan merentang suatu jarak dari bumi ke rembulan. Berapa panjang jarak dari bumi ke rembulan (bertanya kepada Bapak Sutono)? Kamu tidak tahu? Bukankah kamu seorang ahli fisika (physicist), seorang ilmuwan? Itu adalah 300.000 km dalam jangka besaran itu. Dan kecepatan cahaya adalah 300.000 km per detik. Itu artinya bahwa dalam satu detik bergerak dengan kecepatan cahaya, cahaya itu akan menempuh 300,000 km. Jadi dari bumi ke rembulan cahaya mencapainya dalam satu detik. Dan Allah SWT menggambarkan Nabi SAW sebagai sirajan munira, beliau adalah rembulannya kemanusiaan. Beliau adalah satu yang memberikan cahaya dalam gelapnya malam. Matahari mewakili sumber cahaya. Rembulan adalah pemantul cahaya itu. Matahari digambarkan sebagai sumber cahaya dari Hadirat Ilahi. Dan rembulan digambarkan sebagai pemantul cahaya itu, karena rembulan tidak memiliki cahaya sendiri, itu hanya memantulkan cahaya matahari. Dan Nabi SAW digambarkan sebagai rembulan. Jadi pantulan dari Sumber Surgawi digambarkan oleh matahari: wasy-syamsi wa dhuhaaha, wal-qamari idzaa talaahaa Demi matahari dan cahayanya yang gemilang, dan dengan rembulan yang mengikuti-nya (matahari) [QS 91: 1,2]. Matahari dan sumber cahayanya dan rembulan yang mengikutinya dan menyebarkan sinarnya bagi yang membutuhkannya. Jadi rembulan adalah pemantul cahaya, itu artinya Nabi SAW yang digambarkan sebagai rembulan—memantulkan semuanya (yang ia tangkap dari matahari) kepada kita. Dan ilmuwan, seperti yang kita katakan, mendapatkan bahwa panjang seluruh saluran darah, pipa kapiler dan limfoid (kelenjar getah bening) seluruhnya akan merentang jarak antara bumi dan rembulan. Itu artinya jarak dari bulan kepadamu, jarak seluruh saluran darah, pipa kapiler yang dialiri darahmu, adalah 300.000 kilometer. Itu artinya antara kamu dengan haqiqat, ma`rifat, kebenaran dan pengertian Hadirat Ilahi, terdapat sebuah jarak, dan jarak itu adalah jarak antara pintu Nabi SAW dan dirimu: jarak itu adalah 300.000km. Sebagaimana jarak antara rembulan dan bumi, sebagaimana Nabi SAW adalah pemantul Cahaya Surgawi, dan dia adalah pemantul yang memantulkan cahaya itu, begitu juga jarak antara dia dan kamu adalah 300.000 (apa satuannya?). Jadi, jika sistem kalian bersih, dan (sistem) itu tidak mengandung limfosit (sel darah putih yang ganas) dan darah kotor, dalam satu detik Nabi SAW dapat mencapai kamu dan kamu dapat mencapai Nabi SAW dalam satu detik, pada (dengan?) kecepatan cahaya. Dan jarak itu menggambarkan tubuhmu dan apa yang menjadi isinya. Jika seseorang memiliki darah kotor, sebuah kanker dalam sistemnya, itu artinya seluruh saluran darah, pipa kapiler dan penampungan darah sepanjang 300.000km, adalah kotor. Itu artinya bahwa seluruh sistem telah tercemar oleh darah yang mati itu. Jadi apa yang harus mereka lakukan? Mereka harus membawa darah baru secara lengkap (paripurna) untuk memperbaharuinya dan untuk mempertahankan sistem itu berfungsi, dan jika engkau dapat mempertahankan (sistem) itu bersih secara paripurna, itu artinya tubuhmu akan tetap hidup. Jika engkau tidak dapat mempertahankan (sistem) itu bersih, itu artinya engkau tewas. Dan seorang yang mati apa yang diperlukan? Dimasukkan ke dalam kubur dan ditimbuni tanah. Kubur itu akan membersihkannya, karena (tanah) itu memakan kotoran (tubuhnya). Lendir (ludah) anjing adalah najas [mengotori secara ritual]. Sesuai dengan syari`ah apa yang akan membersihkannya? Tanah, debu. Engkau harus membersihkannya enam kali dengan air dan sekali dengan debu agar supaya tanganmu menjadi bersih secara ritual. Dalam contoh ini berarti debu membersihkan semuanya. Darahmu itu (termasuk) semuanya itu. Jika engkau memiliki hati yang mati dan darah yang mati, engkau telah kehilangan segalanya. Jadi apa yang kamu perlukan pada saat seperti itu: engkau memerlukan sebuah pengasingan untuk melepaskan dirimu dari dunya sama seperti engkau pergi ke rumah sakit untuk mengganti darahmu ketika itu tercemar–sama secara analogi engkau masuk ke dalam pengasingan untuk membersihkan darah bersifat kanker dan untuk memasukkan darah baru yang membuat engkau mampu mencapai rembulan– nur (cahaya) Sayyidina Muhammad SAW. Setiap kali kamu memerlukan penggantian darah, engkau harus mengatakan Astaghfirullah al-`Azhim wa atuubu ilayh. Istighfar itu mengganti darah mati itu menjadi darah bersih. Itu menjadikan darah penuh dengan kehidupan. Hidupmu adalah istighfar. Tiada satu pun memberikan kehidupan sehingga hati di dunia akan menjadi tersambung dengan asal-muasalnya Inna lillahi wa inna ilayhi raaji`un — “Kami milik Allah SWT, dan kepada-Nya kami kembali,” kecuali istighfar. Hal satu-satunya yang dapat memberimu kehidupan itu adalah istighfar. Serta-merta engkau membuka mulut untuk mengatakan Astaghfirullah, sebelum mencapai al-`Azhiim, para malaikat akan (sudah) mengerjakan jantungmu memompa darah baru. Itu karena `azhamat-Nya Luar Biasa Besar-Nya (sehingga) tiada kotoran dapat terbentuk (eksis). Di hadapan Kebesaran Luar Biasa-Nya tidak ada satupun bisa eksis. Ketika kamu menyebut Kebesaran-Nya dengan mengatakan, Engkau adalah al-`Azhim! Apalah sekedar dosaku ini, aku memohon ampunan dan aku bertobat kepada-Mu, maka serta-merta para malaikat membuang setiap kekotoran dari darah itu dan meletakkan sesuatu dari cahaya Kebesaran-Nya ke dalam hatimu. Beberapa pasien kanker ditangani dengan kemoterapi. Kemoterapi membunuh pemekaran sel kanker itu, menghentikan sel mati itu atau mencegah pemekaran sel kanker yang memakan sel lainnya yang masih sehat. Jadi kemoterapi menggunakan semacam sinaran bersamaan dengan obat-obatan yang menghentikan kanker di dalam tubuh. Begitu juga dengan `azhamatullah. Segera setelah engkau mencapai (pada pengucapan) al-`azhim, apa yang dapat bertahan di hadapan `azhamat-Nya? Tiada suatu pun dapat menjadi hambatan antara kamu dengan Kebesaran-Nya. Dengan Kebesaran-Nya, Allah SWT menghancurkan setiap kekotoran dengan cahaya itu yang dibawa oleh para malaikat. Terdapat malaikat khusus yang diciptakan dari Kebesaran-Nya yang membawa cahaya dari Kebesaran-Nya, menunggu para abdi untuk (yang ingin) bertobat. Kemudian mereka datang lengkap dengan semua dukungan mereka untuk membakar habis penyakit kanker yang mengenai sistemmu. Untuk secara paripurna memusnahkan kebusukan dan setan dan kegelapan yang mengenai hatimu dan menggantikannya kembali menjadi hidup. Hidup yang dimaksudkan di sini berarti cahaya yang membawa kembali cahaya ke dalam hatimu lagi, sehingga dengan memompanya itu akan membawamu kepada pintu Nabi SAW dan dari Nabi SAW kepada Pintu Allah SWT. Apabila engkau telah bersih dan engkau siap untuk menerima Sumber Surgawi, Setan mendatangimu pada saat lain dan membuatmu kotor (lagi). Maka hari berikutnya kamu harus membersihkan dirimu sekali lagi. Kemudian hari berikutnya Astaghfirullah al-`azhim wa atuubu ilayh Astaghfirullah al-`azhim wa atuubu ilayh. Astaghfirullah al-`azhim wa atuubu ilayh seratus kali. Mengapa seratus kali? Untuk membersihkan kembali dari kekotoran yang Setan cemarkan kepada darah surgawi yang berada dalam dirimu, yang telah ia gelapkan (kotori) lagi. Engkau dapat melihat bercak-bercak gelap di dalamnya, dan engkau harus membersihkannya kembali. Mengapa seratus kali? Karena engkau meminta dari Kebesaran Allah SWT `azhamat dan setiap asma ‘ul-husna Allah SWT memiliki cahaya yang berbeda dan kekuatan yang berbeda. Allah SWT memiliki 99 Nama, dan Nama yang meliputi (mencakup itu semua) adalah Allah SWT, sehingga menjadi seratus Nama yang para `ulama anggap sebagai Nama terkemuka (dan para `ulama tahu bahwa Allah SWT memiliki banyak sekali Nama lainnya). Sehingga terdapat 99 Nama dan dengan Nama Utama Allah SWT menjadikan itu seratus. Jadi dengan jalan istighfar, kita memohon untuk menggapai dari setiap Nama–seperti sebuah pelangi– sebuah cahaya `azhamat yang berlain-lainan untuk membersihkan diri kita dan menyegarkan diri kita dan membawa kita kembali kepada hidup. Kemudian Allah SWT akan mendadani kamu dengan cahaya dari setiap Nama. `azhamat itu datang untuk memusnahkan penyakit kanker itu yang akan menghancurkan kamu. Dan kemudian hari berikutnya kamu berada dalam situasi seperti itu lagi (terpengaruh setan). Kemudian kamu membaca lagi seratus (istighfar), saat lain mereka mencoba kamu lagi dan kemudian mereka memberimu lagi lebih banyak, mereka masih membersihkan kamu saat lain lagi. Itu artinya kamu seperti lampu-lampu ini (yang berada di ruang ini). Mereka itu hanya (berkekuatan) 20 atau 60 watt. Engkau tidak memberi cahaya (terang) lebih dari itu. Kini malam ini lampu-lampu berkekuatan berapa watt? 25-30 atau berapa pun itu. Hanya itulah yang dapat kamu capai, karena di siang hari engkau melakukan istighfar. Maka pada waktu malam larut ketika kita duduk di sini sebelum salat al-Fajr, ketika fajar belum menyingsing dan kamu masih belum dapat melihat (hari masih gelap)–20 watt itu yang kamu miliki sudahlah mencukupi. Ketika kamu mulai membaca istighfar, cahaya (mu?) itu mulai bertambah. 20 atau 30 watt atau berapa pun besarnya itu, bertambah. Namun ketika fajar menyingsing cahaya (mu?) menjadi seperti tidak ada apa-apanya. Jadi apa yang terjadi? Cahayamu kembali menjadi nol, karena Setan membawamu kembali dan membawamu kembali dan membawamu kembali. Sehingga lampu dengan watt yang rendah itu tidak lagi berguna. Engkau telah membuat cahaya yang engkau miliki menjadi mati. Cahaya itu hanya memberikan terang di sekitarnya pada jarak yang pendek, karena (lampu) itu tidak meningkat kekuatannya. Itu hanya akan selalu 20 watt atau 30 watt. Mengapa? Karena setiap hari memusnahkan (diri) nya. Setiap hari engkau membuat istighfar, dan itu membuatnya normal kembali, tetapi itu tidak menambah (kekuatannya). Itu tidak menimbulkan “cahaya atas cahaya”– nur `ala nur”. Kita akan tetap pada kekuatan 20 watt, itulah sebabnya kita berada pada batas (limit), batas yang harus bertobat lagi pada hari berikutnya. Itulah sebabnya kita berlari-lari dan menjadi lelah dan tidak mencapai apa yang Allah SWT kehendaki atas kita untuk mencapainya dan apa yang Nabi SAW kehendaki kita mencapainya. Awliya Allah SWT, ketika mereka dibersihkan dengan jalan istighfar, Allah SWT memberikan kepada mereka hal yang sama dengan yang diberikan-Nya kepada kita. Namun mereka tidak mengotori atau mencemari darah mereka dengan lukemia setiap kalinya. Mereka mempertahankannya tetap bersih, sehingga keesokan harinya, ketika mereka menerima lebih banyak lagi (cahaya surgawi), itu menambah (menjadi lebih besar dari sebelumnya). Jadi lampu 20 watt menjadi 40 watt, hari berikutnya itu menjadi 60 watt, hari setelah itu menjadi 80 watt, hari setelah itu menjadi 100 watt, hari setelah itu menjadi 200, hari setelah itu menjadi sebuah lampu sorot (spotlight) yang memberikan penerangan yang lebih gemilang, sebuah lentera besar. Di situlah letak perbedaan antara awliya Allah SWT dengan kita, karena kita kembali lagi ke belakang melalui siklus kekotoran yang sama setiap hari dalam kehidupan kita sehari-hari, curang, menipu, bergunjing, membuat segala macam dosa setiap kali dan berkali-kali. Para awliya berusaha untuk melindungi diri mereka – untuk menyingkirkan segala dosa yang akan mencemari darah mereka sehingga mereka menjadi lebih gemilang dan gemintang setiap kali dan hubungan mereka dengan Nabi SAW akan lebih kuat. Tidak terdapat kebocoran dalam pipa yang menghubungkan mereka dengan Nabi SAW. Tidak terdapat lubang (bocor) dalam pipa itu, sehingga tidak ada jalan bagi air (yang mengalir dalam pipa itu) untuk lolos terbuang, dan untuk alasan ini mereka menerima informasi (surgawi) yang tidak kita terima. Setiap hari mereka akan didandani dengan busana asma ‘ul-husna Allah SWT yang lebih banyak dan lebih banyak lagi. Mereka tidak mencemari cahaya itu. Dengan spotlight yang awliya Allah SWT miliki mereka dapat melihat ke jarak yang lebih jauh lagi. Lihatlah, ketika sebuah pesawat terbang akan mendarat, dia memiliki sebuah spotlight yang besar, yang dengannya pilot itu dapat melihat satu mil kedepan. Tetapi kalau kamu hanya memiliki lampu minyak tanah atau sebuah lilin apa yang dapat kamu lihat (dalam gelap)? Tak satupun. Engkau hanya dapat melihat empat diding ruangan ini. Itulah sebabnya awliya dapat melihat hati murid mereka. Mereka dapat melihat apa yang akan terjadi di waktu mendatang. Allah SWT menganugerahi mereka kekuatan itu. Bagi mereka itu bukanlah masa mendatang. Cahaya mereka dapat mencapainya dengan segera, karena Allah SWT memberi mereka sebuah cahaya dengan intensitas tinggi. Mereka dapat mengarahkan cahaya itu dan melihat jauh ke depan. Ada awliya yang dapat melihat satu mil ke depan. Beberapa di antara mereka dapat meningkatkan (kecemerlangan) cahaya mereka dan melihat dua mil. Beberapa dapat melihat seratus mil ke depan. Ada awliya yang dapat melihat jarak yang ditempuh sedetik kecepatan cahaya. Ada awliya yang dapat melihat sejauh satu menit perjalanan cahaya. Ada awliya yang dapat melihat sejauh seratus tahun perjalanan cahaya. [Apa yang dapat mereka lihat] tidak lagi diukur sebagai jarak; melainkan dalam perjalanan tahun cahaya. Beberapa Awliya Allah SWT dapat melihat satu juta tahun perjalanan cahaya. Itulah sebabnya mereka dapat melihat asal usulmu, di mana kamu terletak di antara berbagai bintang-gemintang itu. Dan mereka dapat mengambil informasi tentang dirimu dari visi yang Allah SWT karuniakan kepada mereka. Ittaqqu firasat al-mu’min fa innahu yandhuru binAllah–Hati-hatilah dengan pandangan (visi) orang beriman (wAllah SWTi), karena sesungguhnya mereka melihat dengan Cahaya Allah SWT. Cahaya itu Allah SWT berikan kepada mereka dari Cahaya-Nya. Wa min Allahi at-tawfiq, bi-hurmatil Fatiha

Nasehat Syeh Nadzim Al Haqqoni

Kebebasan tanpa batas, menjadi sumber semua persoalan” Mawlana Sheikh Nazim Dengan Asma Allah, yang Maha Pengasih dan Penyayang. Audhu billahiminash shaytanirrajim, Bismillahir Rahmanir Rahim, alhamdulillahi Rabbil alamiin. Ketika kalian tahu bahwa sesuatu perbuatan adalah dosa, kalian harus menghindarinya. Meskipun demikaian kadang-kadang dosa kita lakukan tanpa sengaja. Ketika hal ini terjadi, kalian merasakan sangat menyesal, yang akan terus menghantui dirimu sepanjang hidup atau bahkan sesudahnya. Sampai dengan Hari Pengadilan. Oleh karena itu Kita wajib untuk mohon perlindungsn Allah agar tidak melakukan kesalahan tersebut. Kadang-kadang kalian ingat kembali atas dosa itu, api akan menyala didadamu. Kalian akan mempertanyakan kenapa aku lakukan dosa itu. Maka setiap kalian melakukan shalat untuk perlindungan, mohonkan agar dilindungi dari berbuat kesalahan. Namun ego kita selalu mengambil langkah yang salah. Dia tidak ingin mengikuti tuntanan Baginda Nabi. Khususnya bagi anak-anak muda zaman sekarang. Mereka menuntut kebebasan. Kebebasan mereka artikan sebagai boleh melakukan apa saja yang disukai. Apapun yang disukai egonya. Namun setiap kali kalian menuruti egomu, kalian sedang dalam bahaya. Mungkin pada awalnya akan dirasakan kesenangan. Namun akan berakhir buruk. Semua hal-hal yang buruk akan dirasakan sebagai kenikmatan pada awalnya. Tapi akhirnya akan sangat mengerikan. Dan mereka sangat menyesal. Sekarang ini sedang zamannya untuk menuntut kebebasan, kebebasan dan kebebasan. Padahal dimanapun diberikan kebebasan, disana tidak ada disiplin !. Sebagai contoh kita lihat sebuah sekolah. Kalau tidak diajarkan disiplin, murid2nya tidak akan siap untuk menghadi pekerjaan dan masa depannya. Kalau murid-murid untuk bebas sepenuhnya didalam sekolah, tidak seorangpun akan lulus ujian. Tidak ada yang belajar tentang sesuatu. Kita ini semua pernah sekolah. Dan kita sangat senang kalau bapak atau ibu guru hadir terlambat.tau bahkan sama sekali tidak hadir. Kita merasa sedang libur. Maka kalau masarakat berbuat bebas sekehendaknya maka tidak akan ada disiplin. Permasalahan yang paling besar bagi setiap pemerintahan maupun masarakat ialah “kebebasan” ini. Setiap hari akan terjadi banyak pengaduan. “ Anak laki-laki saya melarikan diri…., anak gadis saya minggat….., isteri saya meninggalkan saya…., suami saya menghilang,… ibu saya tak pernah mengunjungi saya…..” Itu semua adalah buah yang dipetik dari kebebasan yang berlebihan !. Ini adalah penyakit terbesar di zaman sekarang. Dan juga sumber dari semua persoalan. Orang-orang mencoba menyalahkan keadaan ekonomi, namun itu merupakan kebohongan. Dengan issu ini mereka menyembunyikan sumber sebenarnya. Bukan soal ekonomi. Ini adalah masah kepribadian kita !. Ini adalah hasil dari sistem pemerintahan kita. Hasil dari hasrat yang tidak henti-hentinya menuntut kebebasan. Dan tidak bisa dituntaskan dengan cara-cara kebebasan. Uang tidak menyelesaikan masalah. Ketika anak gadismu minggat, dapatkah uang membawanya pulang ?. Kota kita ini seharusnya ditutup kegiatannya sesudah matahari terbenam. Karena disaat itulah kejahatan keluar dengan kekuatan 100 %. Baginda Nabi, Muhammad saw,-semoga kedamaian menyertai beliau,- berkata: “ Jangan biarkan anak-anak kecilmu, berada diluar rumah setalah matahari terbenam. Karena saat itulah jin memunculkan diri. Apabila kalian biarkan mereka diluar, maka 7 setan akan membayangi anak laki-laki mu. Dan 70 setan mengikuti anak perempuanmu” Namun saat ini orang menerapkan cara hidup yang salah. Di negara-negara Barat ada begitu banyak setan yang berupa manusia. Mereka terpampang di majalah, surat kabar, siaran radio dan televisi, dvd, bioskop ……, semuanya menyesatkan manusia. Bahkan sekolah-sekolah, kurusus, dan universitas pun menyesatkan murid. Bahkan banyak pemerintahan yang membohongi rakyatnya. Semoga Allah mengampuni mereka.

Mutiara Nasehat Al Habib Umar bin Hafidz

1. Penuhilah hatimu dengan kecintaan terhadap saudaramu niscaya akan menyempurnakan kekuranganmu dan mengangkat derajatmu di sisi Allah 2. Barang siapa Semakin mengenal kepada allah niscaya akan semakin takut. 3. Barang siapa yang tidak mau duduk dengan orang beruntung, bagaimana mungkin ia akan beruntung dan barang siapa yang duduk dengan orang beruntung bagaimana mungkin ia tidak akan beruntung. 4. Barang siapa menjadikan kematiaannya sebagai pertemuan dengan sang kekasih (Allah), maka kematian adalah hari raya baginya. 5. Barang siapa percaya pada Risalah (terutusnya Rasulullah), maka ia akan mengabdi padanya. Dan barang siapa percaya pada risalah, maka ia akan menanggung (sabar) karenanya. Dan barang siapa yang membenarkan risalah, maka ia akan mengorbankan jiwa dan hartanya untuknya. 6. Kedekatan seseorang dengan para nabi di hari kiamat menurut kadar perhatiannya terhadap dakwah ini. 7. Betapa anehnya bumi, semuanya adalah pelajaran. Kukira tidak ada sejengkal tanah di muka bumi kecuali di situ ada ibrah (pelajaran) bagi orang yang berakal apabila mau mempelajarinya. 8. Sebaik-baik nafsu adalah yang dilawan dan seburuk-buruk nafsu adalah yang diikuti. 9. Tanpa menahan hawa nafsu maka manusia tidak akan sampai pada Tuhannya sama sekali dan kedekatan manusia terhadap Allah menurut kadar pembersihan jiwanya. 10. Jikalau sebuah hati telah terbuka, maka akan mendapatkan apa yang diinginkan. 11. Barang siapa yang mempunyai samudra ilmu kemudian kejatuhan setetes hawa nafsu, maka hawa nafsu itu akan merusak samudra tersebut. 12. Sesaat dari saat-saat khidmat (pengabdian) , lebih baik daripada melihat arsy dan seisinya seribu kali. 13. Menyatunya seorang murid dengan gurunya merupakan permulaan di dalam menyatunya dengan Rasulullah SAW. Sedangkan menyatunya dengan Rasulullah SAW merupakan permulaan untuk fana pada Allah (lupa selain Allah) 14. Manusia di setiap waktu senantiasa terdiri dari dua golongan, golongan yang diwajahnya terdapat tanda-tanda dari bekas sujud dan golongan yang di wajahnya terdapat tanda-tanda dari bekas keingkaran. 15. Barang siapa yang menuntut keluhuran, maka tidak akan peduli terhadap pengorbanan. 16. Sesungguhnya di dalam sujud terdapat hakikat yang apabila cahanya turun pada hati seorang hamba, maka hati tersebut akan sujud selama-lamanya dan tidak akan mengangkat dari sujudnya. 17. Beliau RA berkata tentang dakwah, Yang wajib bagi kita yaitu harus menjadi daI dan tidak harus menjadi qodli atau mufti (katakanlah wahai Muhammad SAW inilah jalanku, aku mengajak kepada Allah dengan hujjah yang jelas aku dan pengikutku) apakah kita ikut padanya (Rasulullah) atau tidak ikut padanya? Arti dakwah adalah memindahkan manusia dari kejelekan menuju kebaikan, dari kelalaian menuju ingat kepada Allah, dan dari keberpalingan kembali menuju kepada Allah, dan dari sifat yang buruk menuju sifat yang baik. 18. Syetan itu mencari sahabat-sahabatnya dan Allah menjaga kekasih-kekasih- Nya. 19. Apabila ibadah agung bagi seseorang maka ringanlah adap (kebiasaan) baginya dan apabila semakin agung nilai ibadah dalam hati seseorang maka akan keluarlah keagungan adat darinya. 20. Bila benar keluarnya seseorang (di dalam berdakwah), maka ia akan naik ke derajat yang tinggi. 21. Keluarkanlah rasa takut pada makhluk dari hatimu maka engkau akan tenang dengan rasa takut pada kholiq (pencipta) dan keluarkanlah berharap pada makhluk dari hatimu maka engkau akan merasakan kenikmatan dengan berharap pada Sang Kholiq. 22. Banyak bergurau dan bercanda merupakan pertanda sepinya hati dari mengagungkan Allah dan tanda dari lemahnya iman. 23. Hakikat tauhid adalah membaca Al Qur’an dengan merenungi artinya dan bangun malam. 24. Tidak akan naik pada derajat yang tinggi kecuali dengan himmah (cita-cita yang kuat). 25. Barang siapa memperhatikan waktu, maka ia akan selamat dari murka Allah. 26. Salah satu dari penyebab turunnya bencana dan musibah adalah sedikitnya orang yang menangis di tengah malam. 27. Orang yang selalu mempunyai hubungan dengan Allah, Allah akan memenuhi hatinya dengan rahmat di setiap waktu. 28. Salah satu dari penyebab turunnya bencana dan musibah adalah sedikitnya orang yang menangis di tengah malam.

Nasehat Al Habib Ali Al jufri

Muslimedianews ~ Bagi orang yang alim akan mendapatkan ujian dari ilmunya. Bagi orang yang mendambakan kedekatan dengan Allah Swt., seringkali ia diuji dengan amalnya. Berikut adalah nasehat indah nan mulia dari al-Habib Ali Zainal Abidin bin Abdurrahman al-Jufri, da'i internasional dari Yaman. • Masihkan Diriku Merasa Alim? Jika kita merasa telah alim, dan sudah banyak ilmu yang kita peroleh, apa arti ilmu kita di hadapan ilmu Iblis. Ilmu apa yang tidak dia ketahui? Sayangnya, ia tidak mengamalkan ilmunya dan tidak tulus bersama Allah. Allah tidak menerimanya. Kalaupun ilmu kita diterima, apakah kita satu-satunya orang berilmu? Apa arti ilmu kita di hadapan orang-orang sebelum kita? Imam Ahmad bin Hanbal hafal ribuan hadits, begitupula Imam al-Hakim. Bagaimana kita akan tertipu dengan beberapa hadits yang kita hafal, namun tidak kita amalkan? Imam Syafi’i hafal al-Quran di usia 7 tahun. Ia juga hafal kitab hadits al-Muwaththa’, dengan seluruh sanadnya pada usia 10 tahun. Guru-gurunya, terutama Imam Malik, mendudukkannya di atas kursi tempat mereka berfatwa, ketika usianya belum genap 12 tahun. Sampai-sampai karena tubuhnya yang kurus, ia harus minum pada siang hari bulan Ramadhan, karena tidak kuat dan belum wajib berpuasa. Jadi, ia mengajar sambil minum di atas kursinya itu. Bagaimana ilmu kita dibandingkan ilmu mereka? Dengan karunia Allah yang diberikan kepada mereka? Soal dedikasi? Kita juga tidak perlu tertipu (dengan amal kita). Jika kita berjuang, kita berjuang dengan perut kenyang. Padahal orang-orang sebelum kita berjuang dengan perut lapar. Mereka tidak memiliki apa-apa selain sebiji kurma, atau bahkan separuhnya. Setelah itu mereka tidak mempunyai apa-apa lagi. Apabila orang beriman mau menelaah kehidupan orang-orang saleh zaman dulu, ia pasti tidak akan tertipu dengan amalnya. Ia akan melihat hakikat penyembahan kepada Allah, sehingga ia terpacu untuk terus meningkatkan amalnya dengan tetap menyadari bahwa amalnya itu tidak lain adalah anugerah Allah. • Istighfarku Perlu Diistighfari Rabi’ah al-Adawiyah pernah berkomentar singkat: “Istighfar kita sesungguhnya masih membutuhkan istighfar.” Beliau menguraikan lebih lanjut bahwa pada saat mengucapkan “Astaghfirullah... astaghfirullah…”, hatiku tidak tersambung kepada Allah. Hal ini tak ubahnya seperti meminta maaf kepada seseorang atas suatu kesalahan sambil tertawa “Hahaha, maafkan aku, maafkan aku” dan berlalu. Itu namanya kurang ajar. Minta maaf itu artinya merasa bersalah. Jadi, harus dilakukan dengan perasaan yang hancur dan penuh malu. (Dikutip dari: Al-Habib Ali al-Jufri dalam buku “Terapi Ruhani untuk Kita”, halaman 68 dan imtiyaz-publisher.blogspot.com).

Jumat, 24 April 2015

Kisah imam Ibrohim bin adham menolak pemberian laki- laki kaya

Seseorang pada suatu waktu ingin memberi uang kepada ibrohim bin adham r.a .Sang sufi berkata : jika anda kaya aku akan menerima uang anda, tetapi jika anda bangkrut aku tidak akan mengambilnya. Ya saya kaya , calon pemberi ini meyakinkan, lalu terjadilah percakapan antara keduanya." kalau begitu anda benar- benar kaya, berapa uang yang anda punya? Saya punya dua ribu dinar. Apakah anda ingin punya empat ribu dinar? Ya tentu saja.Apakah anda lebih suka untuk memiliki delapan ribu dinar? Ya tentu saja.Apakah anda akan lebih berbahagia jika anda memiliki sepuluh ribu dinar? Tidak di ragukan lagi tentu saja.lalu Imam Ibrohim berkata " anda mengatakan diri anda kaya, tetapi anda sama sekali bukan orang kaya.Anda bangkrut sebagaimana kebanyakan orang kaya, saya tidak akan menerima uang anda.Simpanlah uang yang anda mau berikan kepada saya.Tambahkan kepadanya selebihnya dan pergilah dengan berbunga hati.karna Harta kekayaan sejati bukan dari melimpahnya harta, barang serta perhiasan.tetapi kekayaan sejati ada dalam keridoan hati akan ketentuan Allah.
( Syeh Muzaffer Ozak Al jerahi)

Kisah Nabi Isa akan kemuliaan Rajab

Pernah Nabi isa as melewati suatu gunung yang sangat bercahaya, maka beliau memohon kepada Allah agar gunung itu dapat berbicara, maka berbicaralah gunung itu " wahai ruhallah apa yang kau mau? Nabi isa berkata ceritakanlah tentang dirimu bagaimana dapat bercahaya seperti ini, gunung itu menjawab sesungguhnya di dalam perutku terdapat seorang laki" yang sholeh, maka nabi isa as memerintahkan agar gunung itu mengeluarkan laki" tersebut, maka gunung terbelah dan keluarlah seseorang yang berwajah tampan ia berkata wahai isa aku adalah umat nabi musa , aku memohon kepada Allah agar memanjangkan umur ku agar dapat bertemu dengan zaman Nabi Muhammad saw dan karenanya aku menjadi umatNya , sesungguhnya aku telah beribadah di dalam gunung ini selama 600 tahun, maka Nabi Isa as berkata kepada Allah wahai tuhanku apakah ada yang lebih mulia dari laki" sholeh ini, di muka bumi menurut pandangan Mu , Maka Allah berkata wahai Isa barang siapa berpuasa 1 hari di bulan rajab dari umat Nabi Muhammad saw ialah orang yang mulia disisiku dibandingkan laki' sholeh itu.sumber : ( kitab nuzhatul majalis karya syeh Abdurrohman Asyofuri)

Keutamaan Puasa rojab

Diriwayatkan dari sahabat sauban r.a :
Sesungguhnya suatu ketika Nabi SAW pernah melewati beberapa kuburan, maka Nabi SAW menangis dan berkata wahai sauban sesungguhnya mereka semua sedang di azhab di dalam kuburnya maka Aku berdoa kepada Allah agar Allah  meringankan siksa mereka, wahai sauban seandainya mereka pernah berpuasa 1 hari dari bulan Rajab dan sholat di malam harinya sewaktu di dunia maka niscaya mereka tidak akan mendapat siksa dalam kuburnya. Lalu aku berkata :
" wahai Rosulullah apakah hanya dengan puasa 1 hari dan sholat dimalam rajab itu dapat menolak siksa kubur? Maka Nabi SAW bersabda : ya wahai sauban demi zat yang jiwaku ada ditangannya tidaklah muslim maupun muslimah berpuasa 1 hari dibulan Rajab dan sholat dimalam harinya terkecuali Allah menulis untuknya ibadah satu tahun siangnya puasa dan malamnya qiyamulail. 
Sumber : ( Kitab Nuzhatul Majalis karya Syekh Abdurrohman Ashofuri)

Kamis, 23 April 2015

Keutamaan kalimat tauhid

Syeh Muhammad Nawawi Al Bantani dalam kitabnya yang bernama Tanqihul Qoul berkata bahwa Al Imam Al Fakihani  berkata sesungguhnya melazimi berdzikir dgn kalimat lailahaillallah ketika hendak memasuki rumah dpt menyebabkan hilangnya kefaqiran.dan telah datang keterangan di dalam hadis yang mulia riwayat Imam Al Bukhori rodiyallahu anhu " Bahwa Nabi Muhammad saw bersabda Barang siapa mengucapkan laa ila ha illallah serta memanjangkan bacaannya maka di hapus baginya 4000 dosa - dosa besar , para sahabat berkata wahai Rosululloh bagaimana jika dia tidak memiliki dosa besar ? Sang Rosul SAW menjawab, maka Allah akan mengampuni dosa- dosa keluarganya dan tetangganya.........Subhanallah amalan yang begitu mudah akan tetapi mengandung pahala yang sangat besar disisi Allah SWT. Mari kita istiqomahkan untuk berdzikir dengan kalimat yang mulia ini , semoga kelak di saat - saat ruh kita akan menghadap Allah SWT, Allah taqdirkan lisan kita mudah untuk mengucapkan kalimat yang mulia ini serta wafat dalam keadaan mati khusnul khotimah